Kartini tidak pernah tinggi hati, seperti yang ditulis pada suratnya kepada Stella :
"Sebelum kau menanyakan, aku tidak pernah memikirkan bahwa aku, seperti katamu, adalah keturunan ningrat tinggi. Apakah aku seorang Puteri Raja ? Bukan, Raja terakhir yang menurunkan kami, mungkin sudah 25 turunan yang lalu. Ibuku masih berhubungan dekat dengan raja-raja Madura. Buyut beliau masih memerintah sebagai Raja, dan neneknya adalah Puteri yang berhak menggantikan Raja. Tetapi semua itu tidak pernah kami pedulikan. Bagiku hanya ada dua jenis keningratan, keningratan jiwa-akal dan keningratan budi-perasaan. Menurut perasaanku tidaklah ada yang lebih gila dan mentertawakan dari pada orang-orang yang membangga-banggakan keturunannya. Apakah sebenarnya jasanya dilahirkan sebagai seorang bangsawan ? Dengan otakku yang kecil ini aku tidak dapat menangkapnya......"
Semua pernyataam Kartini tidaklah hanya di mulut saja tapi benar-benar dijalankan dengan konsekwen. Bahkan dalam suratnya yang lain dia menyuruh kepada Sella untuk tidak menyebut sebutan gelarnya. Rupanya beliau lebih bangga dengan kesederhanaan.
Begini surat tersebut :
"Sebutlah aku Kartini saja.....itulah namaku. Kami orang Jawa tidak mempunyai nama keluarga. Karini itu sudah namaku yang lengkap. Sedang Raden Ajeng iotu menunjukkan sebuah gelar....."
Ternyata sampai sekarang Kartini....Kartini ....Kartini...selalu dikenang sebagai pelopor kemajuan, pelopor kebebasan yang selalu gandrung tumbuhnya MORAL YANG BAIK.
Obama salah satu presiden yang sangat beruntung, karena dia pernah hidup di negeri dimana Kartini pernah hidup. Dia satu-satunya Presiden diluar Indonesia yang pernah mengenal PANCASILA, saya yakin dia pernah juga mengenal sejarah Kartini. Semoga dia bisa menjadi bangsawan Amerika seperti yang digambarkan Kartini. Kemudian kemana saja bangsawan kita sekarang .....?